Radar Istana.com - Simalungun. Warga sekitar mempertanyakan kinerja manajemen PTPN III Kebun Bandar Betsy pada pelaksanaan tanam sawit dia...
Radar Istana.com - Simalungun.
Warga sekitar mempertanyakan kinerja manajemen PTPN III Kebun Bandar Betsy pada pelaksanaan tanam sawit diatas HGU aktif milik BUMN diduga terindikasi dipenuhi Gulma.
Sumber menyebutkan kepada media ini, PTPN III Kebun Bandar Betsy, kecamatan Bandar Masilam, kabupaten Simalungun, provinsi Sumatera Utara ( Sumut) telah melakukan program Tanam sawit tahun 2021 diareal Afdeling 8 dengan luasan puluhan Hektar.
" Tentunya hal ini patut disesalkan. Saya yakin Dirut PTPN III tidak mengetahui yang sebenarnya. Yang harus bertanggung jawab dalam hal ini adalah manager kebun dan rekanan,” sebut sumber yang tidak mau dipublikasikan namanya, Senin (14/03/2022).
Terkait tanaman mucuna yang seperti tidak merata penanamannya dan cuma tumbuh dibeberapa titik lokasi, sehinnga diduga ada “kongkalikong” oknum di manajemen Kebun Bandar Betsy yang sengaja tidak menyampaikan laporan sebenarnya pada Direktur PTPN III Medan, dan terindikasi adanya manipulasi data laporan.
“ Karena diatas lahan yang luasnya puluhan hektar itu tidak seluruhnya ditanami dengan tanaman mucuna. Kami pun heran karena mucuna cuma tumbuh dibeberapa titik aja. Padahal mucuna sangat diperlukan untuk mendukung pertumbuhan pada penanaman sawit. Laporan Realiasai Operasional tanam sawit diareal ini harus diusut,” sebut sumber.
Pelaksanaan tanam sawit tersebut diduga asal jadi dan tidak sesuai SOP. Bahwa tanam sawit di afdeling 8 yang dilakukan sekira bulan Oktober tahun 2021 lalu sebagian besar lahannya telah dipenuhi gulma pengganggu tanaman.
Disebutkan sumber lagi, bahwa biaya tanam sawit diatas lahan yang sebelumnya adalah lahan sengketa dengan masyarakat yang dimenangkan PTPN III itu mencapai miliaran rupiah.
Namun anehnya, hingga memasuki pertengahan Maret 2022, pimpinan manajemen PTPN III Kebun Bandar Betsy terlihat belum melakukan inisiatif untuk membasmi gulma yang bisa berdampak pada rusaknya tanaman utama diareal itu.
Terkesan adanya dugaan konspirasi pembiaran yang dilakukan oknum manager, KTU dan asisten tanaman. “ Sangat perlu laporan realisasi operasional dipertanyakan”, katanya lagi.
Berapa besar biaya pemeliharaan tanaman sawit dan mucuna yang dialokasikan perusahaan diareal itu. Sementara dilapangan, areal yang tidak ditanami mucuna terlihat lebih luas ketimbang yang ada mucunanya.
“Kami menduga biaya-biaya penanaman sawit, mucuna, pemupukan dan penyemprotan serta lain- lainnya terestimasi pada luas lahan di afdeling 8 untuk tanam sawit tahun 2021. Sedangkan faktanya dilapangan puluhan hektar tidak ada tanaman mucuna”, ujarnya dengan nada heran.
Tatkala hal tersebut dikonfirmasikan pada Asisten afdeling 8 kebun Bandar Betsy, Zul via layanan WhatsApp namun tidak membalas.
Hingga dipublikasikannya berita ini Manejer Kebun Bandar Betsy Antoni Manullang juga belum dapat ditemui untuk dikonfirmasi.
(Sahriani)
COMMENTS