Radar Istana.com - Simalungun. Warga Desa Sei Merbau mendesak aparat penegak hukum (APH) Simalungun untuk mengusut pembangunan pengerasan...
Radar Istana.com - Simalungun.
Warga Desa Sei Merbau mendesak aparat penegak hukum (APH) Simalungun untuk mengusut pembangunan pengerasan jalan Telford Huta II dan Rabat Beton huta I Nagori Sei Merbau, Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun, provinsi Sumatera Utara (Sumut), karena terindikasi menyimpang dari RAB (Rancangan Anggaran Biaya).
Pembangunan jalan Telford dan rabat beton yang bersumber dari Dana Desa (DD) Sei Merbau Tahun Anggaran 2022 tahun anggaran 2021 itu, kini telah menjadi sorotan warga karena meski belum lama selesai dikerjakan sudah mengalami kupak- kapik dan rusak.
Warga desa Sei Merbau mendesak agar pihak berwenang khususnya Polres Simalungun agar serius melakukan pemeriksaan dan penghitungan secara cermat terkait penggunaan anggaran DD Sei Merbau tahun anggaran 2021 dan 2022. Warga berharapkan pihak Polres Simalungun melakukan tindakan penegakan hukum yang tegas terhadap Pangulu Sei Merbau karena diduga telah menyimpang dalam pengelolaan anggaran DD Sei Merbau tahun anggaran 2021 dan 2022.
Warga sekitar lokasi yang enggan namanya dipublikasikan media ini, menyebutkan bahwa kegiatan pengerasan jalan Telford menggunakan material jenis Batu Padas berada di dua lokasi namun volumenya tidak sesuai dengan plank kegiatan. Dilokasi pertama sepanjang 80 meter, sementara di lokasi kedua sepanjang 40 meter, dan kelebaran sekira 3 meter.
" Di plank kegiatan pembangunan Telford adalah sepanjang 160 meter, besar anggaran Rp. 45.959.500. Kita cek dilapangan cuma sekira 120 meter aja panjangnya," tutur warga, Sabtu (16/07/2022).
Warga lainnya juga mengatakan, selain volume perkerasan jalan yang tidak sesuai dengan yang tertera pada plank kegiatan, bahwa anggaran DD yang terpakai untuk pembangunan Telford itu diduga cuma menelan 50 persen dari anggaran yang tertera pada plank.
" Menurut catatan kami, cuma separuhnya anggaran yang terpakai beli batu padas, pasir dan ongkos kerja, selebihnya gak jelas" terang warga.
Sedangkan pada pelaksanaan pembangunan rabat beton di huta I, belum setahun selesai dikerjakan sudah mengalami keretakan dan pecah di beberapa titik bangunan. Kerusakan rabat beton diduga karena kualitas bangunan tidak sesuai RAB.
Diakhir penyampaiannya, warga menyebutkan akan terus mendesak APH Simalungun untuk secepatnya melakukan pemeriksaan penggunaan DD Sei Merbau tahun anggaran 2021 dan 2022.
Hingga diterbitkannya rilis berita ini oleh Redaksi, Pangulu Sei Merbau belum bersedia memberikan klarifikasi terkait dugaan penyimpangan DD Sei Merbau tahun anggaran 2021 dan 2022 yang dituduhkan kepadanya.
(Sahriani)
COMMENTS