Radar Istana.Yogyakarta – Dalam aktivitas kehumasan, perlu dilakukan strategi khusus dalam berkomunikasi dengan target audiens. Memahami ...
Radar Istana.Yogyakarta –
Dalam aktivitas kehumasan, perlu dilakukan strategi khusus dalam berkomunikasi dengan target audiens. Memahami karakteristik audiens menjadi salah satu kunci komunikasi. Hal tersebut dimaksud agar penyampaian pesan dapat berlangsung secara komunikatif, efektif, dan efisien.
Linda Widyastuti, seorang presenter TV swasta dan kreator konten angkat bicara soal _branding_, baik untuk individu maupun instansi. Dalam _branding_, penting untuk mengidentifikasi peluang tentang bagaimana pihak eksternal melihat suatu individu maupun instansi. “Seperti _personal branding_, itu bagaimana citra orang yang menilai kita, baik di dunia maya maupun di dunia nyata,” jelasnya pada acara Konsolidasi Kehumasan yang diadakan oleh Biro Hubungan Masyarakat (Humas) Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) di The Manohara Hotel Yogyakarta, pada Kamis (10/11/2022).
Linda Widyastuti juga menjelaskan, perlu adanya identifikasi target audiens agar kita dapat mengemas pesan sesuai dengan personifikasi sasaran. “Kita perlu tahu generasi apa saja yang ada di Indonesia. Semisal saat ini ada generasi plus gen z, generasi z, generasi milenial, generasi x, dan generasi _baby boomers_,” ujarnya.
Menurut Linda Widyastuti, masing-masing generasi memiliki cara komunikasi yang berbeda. “Di Indonesia saat ini, generasi yang mendominasi adalah generasi plus gen z, generasi z, dan generasi milenial. Bahkan generasi milenial paling muda saat ini kelahiran tahun 1990. Masing-masing generasi punya _treatment_ yang berbeda. Seperti generasi plus z dan generasi z, mereka memiliki karakteristik yang begitu kritis,” terangnya.
Hal senada diungkapkan oleh Shinta Nurrohmah, praktisi _public speaking_ sekaligus kreator konten. Memahami target audiens atau lawan bicara menjadi salah satu hal penting dalam kegiatan komunikasi seperti _public speaking_. “_Public speaking_ adalah kemampuan seni berbicara. Kita perlu memahami audiens dengan melihat bagaimana rentang umur mereka, profesi dan sebagainya,” ujarnya.
Shinta Nurrohmah juga menjelaskan, selain memahami target audiens, artikulasi bicara yang baik, jelas dan benar juga menjadi hal penting. “Artikulasi itu harus, ketika kita bicara dengan publik, dengan penekanan-penekanan yang sesuai dengan materi yang disampaikan, itu membuat target audiens menjadi mengerti apa yang kita sampaikan. Semisal kita bicara secara datar, bisa saja pesan yang kita sampaikan justru tidak mengena,” jelasnya.
Sebagai informasi, kegiatan Konsolidasi Kehumasan ini dibuka oleh Kepala Biro Humas, Yulia Jaya Nirmawati dan diikuti oleh seluruh Kepala Bagian Tata Usaha dari Kantor Wilayah BPN Provinsi se-Indonesia. Turut hadir pula dalam kegiatan ini, Kepala Bagian Informasi Publik dan Pengelolaan Pengaduan sekaligus sebagai ketua panitia kegiatan, Adhi Maskawan; serta Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antar Lembaga, Indra Gunawan.
(Zulham Daeng)
COMMENTS