Radar Istana.Batam - Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sangat berdampak terhadap banyak sektor, salah satunya pertumbuhan ekonomi di se...
Radar Istana.Batam -
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sangat berdampak terhadap banyak sektor, salah satunya pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara termasuk Indonesia. Namun, menurut Sofyan A. Djalil terdapat hal yang lebih penting dari sekadar aspek pertumbuhan ekonomi, yaitu perkembangan generasi muda atau Sumber Daya Manusia (SDM) yang menjadi bagian dari masa depan bangsa Indonesia sebagai penentu pertumbuhan ekonomi yang lebih berkeadilan di masa mendatang.
"Populasi yang _outstanding_ saat ini yang memiliki kemampuan rata-rata, lebih sedikit dibandingkan di bawah rata-rata. Apa sebabnya, karena hampir dua tahun mereka tidak terekspos sehingga akhirnya tidak ada perkembangan. Umur dua tahun pertama adalah pertumbuhan yang sangat cepat dan sangat tergantung bagaimana seorang anak diekspos. Akibat Covid-19 anak-anak tidak ada ekspose pada lingkungan, akhirnya otaknya tidak berkembang," kata Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Sofyan A. Djalil sebagai _keynote speaker_ pada kegiatan Rakornas IV Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) yang diselenggarakan di Swiss-belhotel Harbour Bay, Batam pada Jumat (25/02/2022).
Oleh sebab itu, Sofyan A. Djalil mengkhawatirkan, bukan hanya terkait masalah ekonomi, tapi apa kontribusi KAHMI sebagai bagian dari bangsa Indonesia terhadap masa depan bangsa ini. Seperti diketahui, alumni KAHMI banyak yang merupakan negarawan yang memikirkan nasib bangsa pada tahun-tahun ke depan. "Kontribusi HMI kepada bangsa ini luar biasa. Tapi barangkali kita dalam bidang politik alumni KAHMI luar biasa, dalam bidang akademis para rektor dan dekan banyak juga alumni HMI, dalam bidang bermacam-macam bahkan pemerintahan. Cuma barangkali ada sektor yang kurang mendapatkan perhatian yaitu dunia profesional korporasi, rasanya masih kurang," tutur Sofyan A. Djalil.
Untuk itu, Sofyan A. Djalil mengimbau kepada jajaran KAHMI untuk mulai menyiapkan generasi mudanya untuk menjadi orang-orang yang profesional di bidang usaha. Karena menurut Sofyan A. Djalil, mesin penciptaan kekayaan yang paling cepat adalah korporasi. "Kenapa korporasi bisa menjadi mesin pencipta kekayaan yang paling cepat, karena ada kombinasi antara SDM, akses kapital, akses teknologi, dan akses pasar. Dengan SDM yang baik maka bisa menciptakan _added value_ yang luar biasa. Oleh sebab itu, barangkali generasi penerus HMI harus lebih memfokuskan aspek ini, menyiapkan orang-orang profesional dalam bidang bisnis, karena di situ lah percepatan kekayaan terjadi," ujarnya.
Lebih lanjut, Sofyan A. Djalil juga menyoroti dampak digitalisasi kepada generasi muda, di mana dalam tempo 20 tahun yang akan datang miliaran manusia menjadi kurang profesional, karena semua pekerjaan bisa digantikan dengan _artificial intelligence_, yang bisa menggantikan pekerjaan generasi muda di masa yang akan datang. Namun, ia juga menyampaikan pandangan optimis dari efek digitalisasi, yaitu masa depan umat manusia akan cerah dengan perkembangan digital karena semua produk menjadi sangat murah. Untuk menghadapi berbagai kemungkinan dari efek digitalisasi, Sofyan A. Djaljl menekankan harus menyiapkan generasi muda dengan pendidikan yang tepat sesuai kebutuhan zaman.
"Alhamdulillah di Indonesia sudah diperkenalkan program Merdeka Belajar yang sesuai dengan kebutuhan zaman. Oleh sebab itu, pendidikan ini harus kita pikirkan bagaimana pendidikan yang relevan pada masa depan. Dengan program ini, pemerintah ingin mengajak anak-anak muda untuk belajar apapun yang ingin dipelajari dan kuncinya pada manusia itu sendiri, manusia yang kreatif, kalau orang yang kreatif pasti ada jalan. Kemudian orang yang berpikir fleksibel, karena perubahan terjadi setiap saat. Oleh sebab itu, peran KAHMI ini sangat penting, kesiapan kita menghadapi ini sangat tergantung bagaimana kita mendidik orang-orang muda," kata Sofyan A. Djalil.
Pentingnya menyiapkan para profesional dalam dunia usaha sangat ditekankan Sofyan A. Djalil karena menurutnya melalui aspek ekonomi, bisnis, dan korporasi _added value_ paling bisa dihasilkan. "Sebuah negara yang maju adalah sebuah negara yang bisa menciptakan _added value_. Penciptaan _added value_ ini sangat di_drive_ oleh para _entrepreneur_ dan korporasi. Untuk itu, ayo siapkan generasi muda bersaing di dunia korporasi dengan merubah _training_ terutama _training_ dasar. Saya pikir lebihnya organisasi ini adalah _leadership_, oleh sebab itu _training leadership_ menjadi sangat penting. Kalau sudah punya _leadership_ dan bergerak dalam bidang usaha mereka akan _survive_ sehingga dalam tempo 20 atau 30 tahun ke depan akan kita lihat para _entrepreneurship_ muda yang berkembang," jelasnya.
Supaya generasi muda dapat menyongsong pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan, maka perlu ditularkan semangat _where there is a will, there is a way_ dan juga pelatihan dengan prinsip kreatif dan sebagainya. Jika hal ini bisa dilakukan, menurut Sofyan A. Djalil pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang dapat dinikmati generasi penerus bangsa.
“Ayo kita siapkan generasi muda, supaya _concern_ kita terhadap pertumbuhan ekonomi akan semakin kuat. Kalau kita siapkan dan berikan _opportunity_ dan kita ubah _mindset_ mereka, supaya kita tidak menyalahkan orang lain di masa yang akan datang, tapi kita siapkan diri kita untuk menyongsong pertumbuhan dan ekonomi yang lebih berkeadilan," pungkas Sofyan A. Djalil. (ZD)
COMMENTS