Radar Istana.Labuan Bajo – Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) turut mendukung pengembangan destinasi ...
Radar Istana.Labuan Bajo –
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) turut mendukung pengembangan destinasi wisata prioritas Labuan Bajo melalui kegiatan pengembangan Peta Tematik Pertanahan dan Ruang (PTPR). Untuk memastikan kegiatan pengembangan PTPR berjalan dengan lancar perlu menerapkan _Safeguard_, artinya sebutan untuk Kerangka Kerja Pengelolaan Sosial dan Lingkungan yang merupakan kebijakan pengaman.
Aspek _Safeguards_ dimasukkan agar arah pengembangan destinasi pariwisata prioritas, sensitif terhadap lingkungan dan sosial, nilai-nilai budaya dan kebutuhan masyarakat hukum adat. Oleh karena itu perlunya mengidentifikasi, mengurangi, dan menghindari dampak negatif dari kegiatan pertanahan sehingga potensi-potensi yang ada dapat terkelola dengan baik dan memberikan dampak yang baik bagi pelaksanaan kegiatan PTPR.
Dalam rangka mendukung pengembangan PTPR, Kementerian ATR/BPN melalui Direktorat Jenderal Survei Pemetaan Pertanahan dan Ruang menyelenggarakan kegiatan workshop _Safeguard pilot project_ pengembangan Peta Tematik Pertanahan dan Ruang (PTPR). _Workshop_ diselenggarakan di Hotel Meruorah Komodo, Nusa Tenggara Timur, Senin (10/10/2022).
Sekretaris Direktorat Jenderal SPPR, Fitriyani Hasibuan mengatakan kegiatan _workshop_ yang berupa pembelajaran aspek _Safeguard_ dan pelatihan analisis risiko berlangsung selama dua hari tersebut diharapkan dapat memberikan wawasan pentingnya _Safeguard_ dalam memberikan data dasar bagi Kantor Wilayah BPN dan Kantor Pertanahan setempat dalam perencanaan serta mitigasi kegiatan pertanahan di lapangan.
“Data analisis risiko ini pun nantinya akan berguna bagi pihak pelaksana dalam menyusun strategi dan perencanaan kegiatan di lapangan,” jelasnya saat membuka kegiatan _workshop Safeguard ‘pilot project’_ Pengembangan PTPR.
Direktur Survei dan Pemetaan Tematik pada Direktorat Jenderal SPPR, Yuli Mardiyono menjelaskan secara garis besar bahwa pengembangan PTPR dilakukan di Labuan Bajo agar arah pengembangan destinasi pariwisata prioritas lebih maksimal, yang diharapkan dapat mendorong investasi dan pengembangan wilayah di tujuh kabupaten Pulau Flores dengan daya tarik pariwisata yang menakjubkan.
“Di mana _output_ akan berupa data P4T. Dengan didukung data dan informasi yang baik sesuai konsep _Holistic, Integratif, Thematic, dan Spatial_, kami yakin bahwa perencanaan dan pembangunan wilayah yang tepat guna dan tepat sasaran akan membuktikan negara hadir bagi kepentingan masyarakat," ujarnya.
Sebagai informasi kegiatan _workshop Safeguard_ ini mulai dilakukan untuk 7 (tujuh) kabupaten lokasi kerja, yaitu Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo, Ende, dan Sikka. Untuk diketahui, PTPR adalah peta yang memuat batas fisik bidang tanah dan memiliki informasi penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4T) dan informasi tematik lainnya, yang dilengkapi dengan unsur unsur geografis ― seperti sungai, jalan, dan batas administrasi ― termasuk data ketinggian (tiga dimensi/3D) berupa Digital Elevation Model (DEM).
(Zulham Daeng)
COMMENTS