Polman Radar Istana- Lemahnya pengawasan pihak Kesatuan Perlindungan Hutan lindung(KPHL) Mapilli,Kabupaten Polman,Provinsi Sulawesi Barat...
Polman Radar Istana-
Lemahnya pengawasan pihak Kesatuan Perlindungan Hutan lindung(KPHL) Mapilli,Kabupaten Polman,Provinsi Sulawesi Barat terhadap adanya penebangan kayu di lokasi hutan lindung karna tidak adanya Dana operasiol(OPS)yang diberikan Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat(Sulbar)
Hal tersebut di ungkapkan Kepala perlindumgan hutan lindumg( KPHL )Mapilli Pada Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Barat, Eko Sapriyanto saat di konfirmasi diruang kerjanya,Senin 24/10/2022
Eko Sapriyanto akui, lemahnya dan kurangnya pengawasan pada hutan lindung,utamanya para penebang kayu ilegal di Kabupaten Polewali Mandar,diakibatkan salah satu faktor,tidak adanya Dana operasional yang diberikan kepada kami(KPHL)Mapilli oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat",akunya.
Eko Sapriyanto menyampaikan hal tersebut,saat dikonfirmasi terkait adanya kayu yang diduga tidak memilik dokumen yang ditangkap di Wilayah Kecamatan Tapango sebanyak 2 mobil truk oleh pihak patroli Dinas kehutananan Provinsi Sulawesi Barat,di Wilayah Kecamatan Tapango,Minggu Malam 23/10/2022
"Kayu yang di duga tidak memiliki dokumen tersebut,telah diamamkan di kantor KPHL Mapilli oleh petugas patroli Dinas Kehutanan Provinsi Sulbar,sejak Minggu malam 23/10/2022.
Eko Sapriyanto tanbahnya,salahsatu faktor gondolya hutan,utamanya dilokasi kemiringan akibat ditebang sejumlah petani untuk ditanami tanaman janka pendek,seperti jagung
"Penebangan kayu bukan hanya dilalukan para pengusaha kayu tapi juga dilakukan para petani",punkas Eko.
Pengusaha kayu,jelas Eko,hanya menebang pohong yang berukuran besar,tapi jika petani melalukan penebangan,bukan hanya pohong yang berukuran besar tapi ukuran kecil juga dibabak untuk ditanami tanam jangka pendek,seperti halnya tanaman jagung.
Sebaiknya Dinas Pertanian dan pangan,tambah Eko, bisa memberikan pemahaman terhadap petani,jika lokasi kemiringan sekian jangan digarap karna akan memgakibatkan bencana longsor dan banjir,Tutur Eko Sapriyanto.(Skr)
COMMENTS