Radaristana PBD, Tenaga kesehatan (Nakes) RSUD JP Wanane melaksanakan aksi demo damai di depan lobi Gedung RSUD JP Wanane Km. 22, pada Ju...
Radaristana PBD,
Tenaga kesehatan (Nakes) RSUD JP Wanane melaksanakan aksi demo damai di depan lobi Gedung RSUD JP Wanane Km. 22, pada Jumat (17/3). Pada aksi demo tersebut dilakukan para nakes yang terdiri dari perawat, bidan dan dokter kompak menyuarakan aspirasinya.
Aksi demo damai tersebut dilengkapi dengan atribut demo,satunya spanduk bertuliskan kalimat, ‘DIREKTUR RSUD HARUS SEGERA DIGANTI !!! KARENA 2 TAHUN TELAH GAGAL MEMIMPIN RSUD KABUPATEN SORONG’.
aksi demo yang dilakukan para nakes tersebut merupakan bentuk protes dan kekecewaan terhadap kinerja pimpinan mereka, yakni Direktur RSUD JP Wanane, dr. Theo Mansa, Sp.B. Direktur dinilai tidak teansparan dalam hal pengelolaan keuangan rumah sakit.
Ketua PPNI Ranting Rumah Sakit, Welem Makatita dalam penyampaiannya menuturkan bahwa banyak visi misi Direktur RSUD yang tidak direalisasikan. Termasuk SK yang dijanjikan akan diserahkan setelah 6 bulan berjalan, nyatanya belum juga diberikan. Bahkan, kendaraan operasional untuk menunjang kinerja para medis juga belum dipenuhi.
Salah satu dokter rumah sakit JP Wanane dr. Regina wanane Sp.D menyampaikan, ada keterlambatan pembayaran jasa medik selama 9 bulan. Selain itu, jasa medik yang diterima saat ini semain kecil nilainya. Tak hanya itu, uang bimbingan pra PPDS dan uang jasa steril dari BKKBN pun belum diterima oleh para Nakes.
“Ini adalah bentuk kekecewaan kami semua. Kami harap pemerintah daerah agar mempertimbangkan keluhan kami. Karena selama 2 tahun memimpin, sama sekali belum ada realisasi visi misinya direkrur,” ujarnya.
Dr. Unggul Jatmikk Sp.B menambahkan, tata kelola RSUD JP Wanane juga dinilai carut marut. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya fasilitas rumah sakit yang dibiarkan rusak tanpa perbaikan.
“Kami bekerja sangat sungguh-sungguh, namun kami kecewa dengan janji manis direktur dan manajemen rumah sakit. Dalam pelayanan kami merasa sedih karena masih banyak kekurangan. Banyak fasilitas yang rusak, namun tidak ada perbaikan,” sebut dr. Unggul.
Kepala ruangan isolasi RSUD JP Wanane, Masye Renyaan menambahkan, direktur RSUD juga tidak melibatkan tim dalam pengelolaan rumah sakit. Bahkan direktur kadang mengambil keputusan secara sepihak tanpa berkoordinasi, sehingga dinilai sangat tidak bijaksana.
“Hentikan praktik one man show. Direktur RSUD JP Wanane tidak transparan. Dokter, perawat dan bidan di sini bukan dukun. Kami butuh sarana dan prasarana penunjang,” pungkasnya.
COMMENTS