Muratara.Radar istana Dunia Jurnalistik kembali dilema. Dimana, kali ini wartawan bertugas di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Provi...
Muratara.Radar istana
Dunia Jurnalistik kembali dilema. Dimana, kali ini wartawan bertugas di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari oknum guru disalah satu Sekolah Menegah Atas (SMA) di Kecamatan Rawas Ulu.
Entah apa penyebabnya hal tersebut bisa terjadi. Apakah seorang oknum guru tersebut kurang memahi pengetahuan terkait tugas wartawan ataukah memang tidak mau mengerti sama sekali?.
Wartawan tersebut adalah bernama Hermansyah berasal media Online Berantas Sumsel.Com. Diakuinya, kedatangan ke sebuah SMA pada Senin, (19/5), lalu tersebut, yakni mengejar sebuah liputan berita demo oleh ratusan siswa di sekolahan itu. Peristiwa kurang mengenakan itu adalah berupa perampasan hand phone (HP) miliknya saat mengambil momen video aksi protes siswa kepada sang kepala sekolah. Itu kejadian dipagi hari usai upacara bendera dari warga sekolah.
Dengan adanya kejadian tersebut, lanjut Herman, ia merasa dipermalukan oleh oknum guru tersebut. Apalagi, kejadian itu di tempat umum disaksikan para pegawai atau guru, siswa serta rekan seperjuangannya dari Detak Kompak News.Com.
"Saya terkejut sekali saat mengambil video, tiba-tiba HP saya dirampas oknum Guru berinisial SK. Setelah bersikeras meminta HP saya, dan menyebutkan dari media. Akhirnya, HP saya dikembalikan oknum guru itu," keluh Herman, Kamis, (22/5/2025).
Selesai peristiwa tersebut, Herman tiada henti-hentinya berkomunikasi dengan seorang oknum guru berinisial SK tersebut prihal terkait perbuatannya yang betul-betul memalukan dirinya dimuka umum. Baik itu komunikasi lewat telpon maupun chat whatsaap (wa) kepada oknum guru bersangkutan. Namun, sangat disayangkan telpon tak pernah diangkat, dan begitu juga pun sebaliknya chatan darinya hanya dibaca saja. Sementara HP milik oknum guru itu dalam keadaan aktif.
"Kalau ada etikat baik saya senang sekali bisa bertemu dia (oknum guru, red) itu. Itu, semata-mata guna mencari jalan penyelesaian terbaik antara kedua belah pihak," tegasnya.
"Tapi nyatanya niat baik itu tak diindahkan. Disini, saya hanya meminta kepada sang guru untuk meminta maaf saja, tidak lebih dari itu. Karena sudah menghalang-halangi sekaligus mempermalukan saya di depan orang banyak selaku wartawan yang tengah bertugas," tambahnya."
Sementara itu ketua Ikatan Wartawan Online Indonesia, (IWOI) Muratara.Mika Herlina Mengencam keras tindakan Oknum Guru SMA tersebut dengan sengaja menghalangi tugas Media saat Liputan, tentu ini tindakan yang melanggar hukum dan kebebasan Pers.
(Tim).
COMMENTS